Peran Negara pada Pembangunan Ekonomi
Ekonomi menjadi pondasi utama pada
kemajuan dari suatu negara, ketika negara memiliki pondasi ekonomi yang kuat
kemungkinan runtuhnya politik negara tersebut semakin kecil. Pada dasarnya
konflik internal yang hadir di beberapa negara, disebabkan oleh masalah ekonomi
yang tidak kunjung usai. Masalah ekonomi akan membawa negara pada berbagai macam krisis, ketika krisis tersebut telah
mengancam kelangsungan hidup masyarakatnya maka mereka akan menggunakan
kekuatan politik untuk mengakhiri pemerintahan negaranya. Dengan kata lain,
permasalahan ekonomi akan memberikan efek domino pada kelangsungan suatu
pemerintahan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang kuat menjadi modal
infrastruktur masa depan suatu negara. Kemajuan suatu negara dapat diukur
melalui seberapa maju pemerataan pembangunan infrastruktur yang dilakukan.
Pemerataan infrastruktur dilakukan untuk memimalkan ketimpangan penggunaan
fasilitas yang berbeda-beda di setiap daerah. Persoalan ekonomi juga
menyangkut pemenuhan hak yang diterima setiap masyarakat di suatu negara,
tingkat pemerataan fasilitas serta infrastruktur merupakan salah satu efek
panjang dari perekonomian negara.
Pertumbuhan ekonomi perlu
dilakukan oleh suatu negara melalui strategi-strategi ekonomi yang terbaik, hal
itu disebabkan untuk mempertahankan tingkat ekonomi negaranya telah banyak
upaya yang harus dilakukan oleh suatu negara. Memasuki tahun 2019, hampir seluruh
negara telah mencoba untuk terjun memasuki zona pasar bebas. Pasar bebas akan
memberikan sebuah kesempatan bagi produk-produk lokal untuk dapat bersaing
dengan produk domestik, hal tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi
perekonomian negara dan juga perkembangan produsen-produsen produk lokal. Akan
tetapi, disisi lain pasar bebas juga dapat memberikan dapat yang buruk bagi
perekonomian nasional, produk-produk asing mengisi pasar lokal. Produk asing
pada umunya memiliki kualitas yang hampir serupa dengan produk lokal namun
hadir dengan harga yang jauh lebih murah. Masalah lain yang sering timbul pada
kegiatan perdagangan pasar bebas yakni modal yang harus dimiliki oleh produsen
lokal, selain sebagai modal untuk pembelian bahan baku atau modal produksi,
produsen lokal memerlukan modal untuk melakukan ekspor. Tarif ekspor yang cukup
besar dapat memangkas pendapat produsen lokal yang biasanya termasuk “Infant
Indutries”, dalam menangani masalah tersebut negara telah mengeluarkan strategi
“Subsidi Ekspor”. Subsidi ekspor adalah kebijakan pemerintah yang ingin
mendorong ekspor barang dan mengurangi penjualan barang di pasar domestik
dengan menggunakan pembayaran langsung, pinjaman berbunga rendah, keringanan
pajak untuk pengekspor, atau iklan di negara lain yang didanai oleh pemerintah.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menerapkan strategi subsidi ekspor, dalam
rangka mendorong perluasan pasar ekspor nasional, Kementerian Perdagangan
(Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) akan
memberikan subsidi modal sebesar US$ 1.000 atau Rp 13,18 juta (estimasi kurs
13.189 per dolar AS) bagi para eksportir dalam negeri.
Negara harus siap merumuskan
berbagai macam strategi ekonomi untuk diterapkan di negaranya, terutama bagi
negara berkembang yang rawan terhadap krisis dan persaingan yang sulit dipasar
bebas. Pemerintah negara berkembang dapat membuka lahan investasi bagi
negara-negara maju untuk mendapatkan modal dalam melakukan peningkatan perekonomian.
Sektor pariwisata dapat menjadi sebuah upaya untuk mendapat modal, sektor pariwisata
dapat menjadi sektor yang menjanjikan bagi negara-negara tujuan wisatawan.
Parawisata dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan ekonomi, hal ini
disebabkan pariwisata memiliki “multiplier
effect’ yakni dapat mendorong tempat kuliner, penginapan, sektor ekonomi
sekitar wilayah destinasi wisata tersebut. Negara dapat melakukan promosi pariwisata
kekayaan alam serta keindahaan alam yang dimiliki negaranya. Indonesia
merupakan salah destinasi utama bagi para wisatawan asing yang ingin merasakan
surga tropis Asia tenggara, data World Bank mencatat hanya dengan investasi di
industri pariwisata sebesar US$1 juta mampu menyumbang 170% dari PDB. Ini
merupakan dampak ikutan tertinggi suatu industri kepada negaranya. Sebab,
industri pariwisata mampu menggerakkan usaha kecil menengah seperti kuliner,
cinderamata, transportasi dan lainnya (kap.go.id : 2017).
0 komentar:
Posting Komentar